Sunday, July 6, 2014

Tujuan dalam pendidikan

Bab 8. Tujuan dalam pendidikan
(Dewey, 2004:100-110)

1. Sifat suatu tujuan
            Menurut Dewey tujuan pendidikan adalah untuk memungkinkan individu melanjutkan pendidikan mereka, atau membentuk kemampuan untuk tumbuh (to grow) secara kontinyu. Tujuan ini hanya bisa dicapai kalau 2 syarat dasar terpenuhi:
a.       adanya interaksi antar individu secara timbal balik dan
b.      adanya kemungkinan untuk merekonstruksi kebiasaan-kebiasaan sosial dan institusi-institusi sosial yang terjadi akibat stimulasi yang muncul karena pertukaran berbagai minat secara timbal balik.
Singkatnya, sasaran ini tidak dapat dicapai kecuali dalam masyarakat yang demokratis.

Kiranya perlu diberi beberapa catatan di sini.
a.       Dalam rumusannya Dewey menolak setiap tujuan yang berasal dari luar proses pendidikan itu sendiri yang membuat pendidikan hanya disubordinasikan di bawah kepentingan yang berasal dari luar pendidikan (seperti sasaran yang didektekan oleh negara seperti yang dia kritik sebelumnya).
b.      Dewey membedakan hasil dengan tujuan. Misalnya, angin badai merobohkan pohon. Robohnya pohon adalah hasil dari tiupan angin badai dan tidak bisa dikatakan sebagai tujuan angin badai. Meskipun demikian tujuan selalu mengacu pada hasil. Faktor utama yang mesti dilihat dalam suatu tujuan adalah adanya kontinuitas intrinsik, dan bukan sekumpulan tindakan yang terpisah-pisah. Dewey mengesampingkan adanya tujuan dalam suatu proses pendidikan kalau setiap tindakan anak didektekan oleh guru. Tujuan mengadaikan tindakan yang terorganisir untuk menyelesaikan suatu proses secara progresif. Dalam tujuan orang sudah memprediksi akhir dari suatu proses karena di situ diandaikan adanya bentangan waktu tertentu dan suatu perkembangan kumulatif. Orang tidak bisa bicara tentang tujuan pendidikan kalau tidak memungkinkan orang untuk memprediksi hasil dari suatu proses.
c.       Tujuan sebagai suatu akhir yang bisa diprediksi sebelumnya memberikan arah pada aktivitas karena mempengaruhi langkah-langkah yang diambil untuk mencapainya. Fungsi prediksi dari tujuan dirinci Dewey dalam 3 unsur.
(1)   Tujuan membantu untuk melakukan observasi yang seksama untuk menentukan sarana-sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan dan menemukan halangan-halangannya selama proses berlangsung.
(2)   Tujuan membantu untuk menentukan langkah-langkah yang tepat dalam menggunakan sarana.
(3)   Tujuan memungkinkan adanya pilihan alternatif.
Adanya suatu tujuan membuat orang bukan sebagai penonton tetapi pelaku dari suatu proses yang bisa diantisipasi hasilnya sehingga memungkinkan untuk memilih hasil tertentu dan bukan hasil yang lainnya.
d.      Bagi Dewey bertindak atas dasar suatu tujuan berarti bertindak cerdas. Dapat memprediksi akhir dari suatu tindakan berarti memiliki basis untuk meneliti, memilih dan mengatur sarana-sarana dan tindakan-tindakan yang perlu. Dengan begitu orang berpikir. Pikiran merupakan kemampuan untuk melihat adanya relasi timbal balik antara situasi sekarang dan hasil-hasil di masa yang akan datang. Misalnya, ketika orang melihat genangan air di rumah. Genangan itu memiliki potensi menjadi sarang nyamuk sehingga menjadi sumber penyakit. Ia dapat memprediksi hasil akhirnya, yaitu persebaran penyakit, lalu  mengeringkan genangan air itu. Tindakan mengeringkan ini merupakan tindakan yang cerdas karena ia bertindak dengan suatu tujuan untuk menghindari persebaran penyakit. Orang yang bodoh atau tidak berpikir adalah orang yang bertindak tanpa mengetahui arti tindakannya dan konsekuensi-konsekuensinya. “To be intelligent we must “stop, look, listen” in making the plan of an activity” (Dewey, 2004: 103). “To have an aim is to act with meaning, not like an automatic machine; it is to mean to do something and to perceive the meaning of things in the light of that intent” (Dewey, 2004: 104).

2. Kriteria tujuan yang baik
            Dewey mengemukakan 3 kriteria untuk tujuan yang baik sebagai berikut.
a.       Tujuan yang ditentukan semestinya merupakan hasil perkembangan dari kondisi yang ada. Tujuan semestinya merupakan hasil pertimbangan atas apa yang sedang terjadi, atas kemungkinan-kemungkinan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Dewey menolak tujuan yang ditetapkan oleh otoritas dari luar karena tujuan semacam itu hanya akan membatasi kreativitas dan membuat orang bertindak secara mekanis saja.
b.      Tujuan semestinya fleksibel sehingga mudah disesuaikan sesuai dengan kondisi yang baru. Tujuan awal yang ditentukan lebih sebagai sketsa tentatif. Dengan bertindak akan diketahui apakah tujuan itu tercapai atau tidak. Dalam menetapkan tujuan yang baik orang semestinya memperhitungkan pengalaman yang sudah dicapai anak, lalu menetapkan rencana tentatif, selalu menceknya dalam praktek dan menyesuaikannya sesuai dengan perkembangan situasi. Singkatnya tujuan yang baik itu bersifat eksperimental sehingga selalu berkembang selama direalisasikan.
c.       Tujuan semestinya selalu menunjukkan bebasnya aktivitas. Tujuan yang dilihat sebelumnya itu merupakan akhir dari suatu proses. Petani yang menggarap sawah dengan ternaknya tahu bagaimana merealisasikan tujuan pada setiap langkahnya. Ia selalu harus mengacu ke tujuan akhir sebagai pedoman. Dengan itu ia dapat menentukan rangkaian tindakan dengan bebas sampai tujuan akhir itu tercapai. Karena itu, ia mengatakan bahwa tujuan adalah sarana untuk bertindak.

3. Penerapan dalam pendidikan
            Bagi Dewey tidak ada yang khusus dalam tujuan pendidikan. Tujuan membantu orang melakukan observasi, antisipasi, dan pengaturan yang perlu untuk melaksanakan suatu fungsi. Setiap tujuan bernilai sejauh membantu melaksanakan tindakan dari suatu waktu ke waktu yang lain. Pendidikan pada dirinya sendiri tidak memiliki tujuan. Hanya manusia, orang tua, guru dst yang memiliki tujuan. Ide abstrak seperti pendidikan tidak mempunyai tujuan. Karena itu, tujuan bisa sangat beragam dari orang yang satu ke orang yang lain, dari anak yang satu ke anak yang lain dan dari pengalaman yang satu ke pengalaman yang lain. Misalnya guru dapat memiliki tujuan: mengajari anak menjahit, mengajari anak membaca novelnya Scott, mengajari anak membuang kebiasaan buruk tertentu dst. Dewey memberikan beberapa karakteristik tujuan yang baik untuk pendidikan:
a.       Suatu tujuan pendidikan mesti didasarkan pada aktivitas dan kebutuhan intrinsik individu tertentu (termasuk kecenderungan dan kebiasaannya) yang akan dididik. Dewey mengritik kecenderungan untuk menetapkan suatu tujuan yang sama bagi semua tanpa memperhitungkan keunikan masing-masing anak.
b.      Suatu tujuan mesti bisa diterjemahkan dalam metode yang akan dilaksanakan oleh pendidik. Tujuan itu mesti mengacu pada jenis lingkungan yang perlu untuk membantu anak-anak untuk merealisasikan potensi-potensi mereka.

c.       Para pendidik mesti waspada terhadap tujuan yang dikatakan bersifat umum dan final. Tujuan semestinya mengarahkan orang untuk melakukan serangkaian aktivitas. Karena itu, tujuan tidak dapat dirumuskan terlalu umum atau terlalu abstrak sehingga jauh dari konteks. Tujuan yang baik semestinya justru memperluas cakrawala pandang dan mendorong orang untuk melakukan observasi secara lebih luas dan fleksibel untuk memperhitungkan beragam sarana yang mungkin dalam mencapai tujuan (tidak terbatas hanya pada sejumlah kecil alternatif).

Me

Post a Comment

Semua umpan balik saya hargai dan saya akan membalas pertanyaan yang menyangkut artikel di Blog ini sesegera mungkin.

1. Komentar SPAM akan dihapus segera setelah saya review
2. Jika ada Link Download rusak silahkan komentar dibawah ini
3. Jika Anda memiliki masalah silahkan bertanya di papan komentar
4. Silahkan menyertakan link artikel ini yang mau share ke blog Anda .

Credits