Sunday, July 6, 2014

MAKALAH TENTANG HATI NURANI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Permasalahan moral sangat banyak terjadi pada anak-anak  yang seharusnya masih  dalam masa perkembangan dan pertumbuhannya diisi dengan hal-hal positif sehingga menjadikan bahkan melahirkan generasi penerus bangsa yang beradab dan yang mempunyai etika dan moralitas yang baik
Dewasa ini, moral anak bangsa semakin menurun. Terbukti dengan banyaknya tingkat kriminalitas yang semakin  menjamur di daerah lingkungan kita. Semua itu terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor orang tua, orang tua mempunyai peranan penting dalam membangun moral seorang anak. Jika seorang  anak ditanamkan  disiplin sejak dini, maka ketika dewasa ia akan membiasakan hidup disiplin, sebaliknya jika seorang anak tidak ditanamkan disiplin sejak dini, maka ketika dewasanya ia akan hidup semau dirinya tanpa ada rasa disiplin
Kedua, faktor teman, jika seorang anak mulai membantah perkataan orang tuanya, lihatlah dengan siapa ia berteman. Ada sebuah kutipan yang mengatakan “jika berteman dengan penjual minyak wangi, maka wangilah ia”. Hal ini imembuktikan bahwa seorang teman sangatlah berpengaruh bagi kehidupan seorang anak. Apa sebabnya? Mungkin ia lebih sering bertemu dengan temannya disbanding bertemu orang tuanya. Rasa solidaritas pun tumbuh, sehingga ia mengikuti tingkah laku temannya.Permasalahan moral itu sangat berpengaruh terhadap perkembangan hati nurani dan moral anak – anak yang jika dibiarkan akan merusak generasi muda.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana permasalan perkembangan hati nurani pada anak saat ini?
2. Bagaimana cara mengatasi permasalahan hati nurani pada anak?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pemasalahan hati nurani pada anak saat ini.
2. Mengetahui cara mengatasi permasalahan hati nurani pada anak.


BAB II
PEMBAHASAN
Kondisi-kondisi mendasar, seperti pembatasan, kasih saying, pengawasan,  peraturan, dan contoh moral yang baik untuk menumbuhkan hati nurani yang kuat. Dengan kurang berkembangnya hati nurani serta terbatasnya hati nurani eksternal, mereka semakin rentan terhadap dorongan bertindak agresif dan akibatnya sering kali menimbulkan tindak kekerasan.
Meningkatnya Kejahatan terhadap Teman
Dari pertemuan Asosiasi Psikolog Sekolah Nasional terungkap bahwa satu di antara tujuh anak melakukan kekerasan terhadap anak lain atau menjadi korban kekerasan. Setiap kali melakukan perbuatan itu, kemampuan pelaku merasakan perasaan korbannya dan rasa malu akan tindakannya semakin menurun, sehingga krisis hati nurani pun semakin parah.
Meningkatnya Pencurian Remaja
Survei nasional yang dilakukan oleh Institut Etika Josephson terhadap lebih dari 20.000 pelajar sekolah menengah menunjukkan bahwa 47 persen dari para responden mengaku pernah mengutil sesuatu dari toko dalam satu tahun terakhir dan lebih dari seperempat anak SMA mengatakan sedikitnya melakukan dua kali pencurian. Ajaran agama “Janganlah kamu mencuri” jelas sudah dilupakan.
Meningkatkan Kebiasaan Menyontek pada Remaja
Salah satu gejala yang mencemaskan di antara pelajar dalam dekade belakangan ini adalah meluasnya kebiasaan menyontek. Plagiarisme yang dilakukan bahkan sedemikian besarnya hingga banyak professor menggunakan situs web yang dirancang secara khusus untuk mengecek keaslian hasil tulisan mereka. Kenyataan menunjukkan bahwa menipu, berbohong, dan menyontek semakin meningkat di kalangan remaja belakangan ini, tetapi barangkali kekhawatiran yang utama adalah bahwa semakin banyak anak yang tampaknya tidak merasa menyesal meski tidak mempunyai integritas diri. Ini merupakan gejala yang menunjukkan menurunnya moralitas dan lemahnya hati nurani remaja masa kini.
Meningkatnya Pergaulan Seks Bebas
Indikasi lain yang menunjukkan lemahnya adalah pergaulan bebas : semakin banyak remaja melakukan hubungan seksual tanpa memikirkan akibat yang mesti ditanggungnya, seperti kehamilan, penyakit kelamin dan pernyakit-penyakit lain, di samping juga konsekuensi emosional (beberapa di antaranya meliputi rendah diri, merasa sebagai barang bekas, hilang kepercayaan, dan depresi). Hati nurani yang kuat akan membuat mereka menahan hawa nafsu dan mengarahkan mereka untuk memikirkan konsekuensi yang kan timbul akibat perbuatan mereka. Tanpa hati nurani mengekibatkan mereka memilih jalan pintas untuk mendapat kepuasan seksual dengan mudah, tanpa menyadari mereka akan menderita selamanya akibat pilihan tersebut.
Meningkatnya Penyalahgunaan Obat-obatan
Statistik terbaru menunjukkan bahwa angka penyalahgunaan obat-obatan di antara remaja, meski menurun, masih cukup tinggi. Menggunakan hati nurani mereka untuk “Mengatakan tidak” tidak ada dalam kamus mereka. Gejala-gejala penurunan moral tersebut sangat mengkhawatirkan ; terlihat jelas adanya krisis hati nurani pada remaja. Jika hal itu diabaikan, masa depan anak-anak akan sangat mengerikan. Beberapa tindakan positif bisa dilakukan untuk membantu anak agar dapat mengembangkan hati nurani yang kuat dan memberikan pedoman dalam diri mereka agar mampu membedakan mana yang salah dan mana yang benar.
Apakah Hati Nurani Itu?
Hati nurani yang kuat yaitu suara hati yang membantu kita membedakan hal yang benar dan yang salah merupakan landasan yang kuat bagi kehidupan yang baik, kehidupan kemasyarakatan yang baik, serta perilaku beretika. Ini berkaitan dengan moralitas ; bersama-sama dengan empati dan control diri, hati nurani merupakan inti bagi kecerdasan moral. Jalan menuju moralitas itu dimulai dari rumah. Riset menunjukkan bahwa orangtua benar-benar berperan penting dalam menumbuhkan sifat baik dalam diri anak karena moral itu dapat dipelajari. Kita belajar hal baik dan buruk dari orangtua yang mengajarkan bagaimana kita harus bertindak dan berkata dalam situasi tertentu; juga mengajarkan apa yang tak dapat diterima dan apa yang sama sekali tidak boleh dilakukan. Orang tua model ini siap mengajari anak mereka melalui kata-kata dan contoh perbuatan sehari-hari. Tanpa orangtua sepertiitu, Cole menekankan, “hati nurani tidak akan tumbuh dengan kuat dan pasti.”
Tiga Langkah Membangun Hati Nurani Yang Kuat
Hati nurani adalah suara hati yang kuat, yang membantu anak bertindak benar dan merasa bersalah jika melakukan pelanggaran. Ada tiga langkah utama menumbuhkan hati nurani yang kuat dalam diri anak. Langkah pertama menguraikan bagaimana menciptakan konteks untuk mengembangkan kesadaran yang kuat dalam diri anak, yang barangkali merupakan tugas paling penting bagi mendidik anak. Setelah meletakkan dasar untuk membantu anak mengenali mana yang benar dan mana yang salah, langkah kedua adlah menanamkan kebajikan yang kuat, yang akan mengarahkan anak mengambil pilihan yang tepat dan melakukan tindakan yang bermoral. Langkah ketiga mengungkapkan bagaimana menerapkan disiplin yang paling efektif yang tak hanya mengajarkan anak tentang yang benar dan slah, melainkan juga membantu mengembangkan penalaran moral mereka hingga mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Ketiga langkah tersebut membantu anak mengembangkan kebajikan utama yang kedua dari kecerdasan moral hati nurani yang kuat sehingga membuat mereka melakukan tindakan bermoral dan hidup sesuai etika.
Berikut ini tiga langkah yang dapat diajarkan untuk membangun hati nurani anak dan meningkatkan kecerdasan moralnya :
Langkah 1 : Ciptakan Konteks bagi Perkembangan Moral
Hasil penemuan menyimpulkan : sikap orang tua, sebagai pengajar moral, sangat berperan penting dalam menentukan apakah kelak anak akan menjalani hidup sesuai etika yang berlaku. Ternyata pola asuh tertentu sangat baik diterapkan dalam mengarahkan perkembangan hati nurani anak.
Enam Pola Asuh yang Dapat Meningkatkan Perkembangan Nurani yang Kuat
Berikut enam cara pola asuh yang tergolong signifikan mendidik anak agar mempunyai hati nurani yang kuat dan sehat.
            1. Jadilah contoh moral yang baik.
Anda merupakan guru moral pertama dan terpenting bagi anak. Dengan melihat pilihan dan reaksi standar moral. Robert Coles mengungkapkan: “Hal-hal yang terjadi sehari-hari, mnit demi menit, seperti itulah yang diserap anak.”
            2. Kembangkan hubungan yang erat dan saling menghargai.
Penelitian menemukan bahwa anak sangat dipengaruhi oleh orang yang menurut mereka paling dekat dan paling mereka hargai. Mereka cenderung meniru sikap moral oran tersebut.
            3. Ajarkan keyakinan moral anda.
Anda dapat melakukan pendidikan moral secara langsung dengan cara sering berbicara mengenai norma-norma dan keyakinan dengan anak. Penelitian menunjukkan, orangtua yang berhasil mendidik anak beretika adalah mereka yang bayak melakukan hal tersebut.
           
4. Harapkan dan tuntutlah agar anak melakukan tindakan bermoral.
Para ahli melihat, orangtua yang mengharapkan anaknya melakukan tindakan bermoral bahkan menuntut mereka bertindak demikian menghasilkan anak-anak yang bermoral. Kemungkinan mereka akan melakukan hal tersebut karena orangtua memintanya.
            5. Gunakan penalaran dan pertanyaan moral.
Thomas Lickona berpendapat bahwa mengajukan pertanyaan merupakan cara mendidik yang perlu diterapkan untuk meningkatkan hati nurani anak. Menurutnya, pertanyaan yang tepat akan membantu meningkatkan kemampuan anak dalam menerima pandangan orang lain dan memahami konsekuensi.
            6. Jelaskan alasan di balik aturan yang anda terapkan
Penelitian menunjukkan bahwa jika orangtua menjelaskan alasan-alasan atas aturan yang mereka terapkan, anak mereka bisa memahami dan akan mematuhinya. Anak-anak tidak hanya perlu tahu bahwa kita mengharapkan mereka melakukan sesuatu yang benar, tetapi juga mengapa kita mengharapkan itu. Mengungkapkan dengan jelas mengapa anda menetapkan standar tertentu dapat membantu perkembangan moral anak.
Langkah 2 : Ajarkan Kebajikan untuk Memperkuat Hati Nurani dan Mengarahkan Perilaku
Seringkali kita beranggapan bahwa anak-anak mengerti makna dan nilai beberapa kebajiakan yang paling utama bagi perkembangan moral dan hati nurani yang kuat kebenaran, keadilan, kejujuran integritas tetapi anggapan kita yang salah tersebut bisa berakibat buruk. Langkah yang kedua ini menunjukkan bagaimana mengajarkan sifat-sifat kecerdasan moral sehingga anak tidak hanya mampu membedakan antara benar dan salah, tetapi juga mengembangkan keyakinan yang kuat terhadap kebajikan-kebajikan tersebut sehingga ia akan secara sadar memilih untuk bertindak benar.
Orangtua umumnya kurang memberikan pendidikan moral terpenting kepada anak, yaitu mengajarkan kebajikan hidup sesuai etika. Sebenarnya, karakter anak secara keseluruhan ditentukan oleh kebajikan yang mereka anggap penting dalam hidup mereka. Kebajikan itulah yang akan mengarahkan hati nurani dan pilihan moral mereka. Ada enam cara untuk mengajarkan kebajikan :
1. Tentukan kebajikan yang paling ingin di tanamkan dalam diri anak. Semakin jelas anda mengetahui karakter yang paling dikehendaki, semakin besar kemungkinan bagi anak untuk menyerapnya karena anda akan lebih banyak mengajarkannya
2. Lakukan satu kebajikan setiap bulan. Riset menungkapkan perlu sedikirnya tiga minggu untuk mempelajari perilaku atau keterampilanbaru, demikian juga dalam menerapkan suatu kebajikan.
3. Ungkapkan nilai dan makna suatu kebajikan. Cara ketiga mengajarkan suatu kebajikan adalah membantu anak mengetahui dengan jelas makna kebajikan tersebut dan mengapa perlu dipelajari. Pastikan menguraikannya sesuai dengan tahap pemahaman anak dan jangan pernah peranggapan bahwa dia mengerti maksud anda.
4. Ajarkan seperti apakah bentuk dan ungkapan suatu kebajikan. Tidak ada cara yang paling tepat mengajarkan suatu kebajikan, tetapi riset membuktikan bahwa contoh nyata jauh lebih besar perngaruhnya. Cara termudah mendemonstrasikan suatu kebajikan adalah dengan menggunakan perilaku anda sendiri sebagai contoh hidup. Tujuan utamanya adalaah mengajari anak cara tepat menerapkan kebajikan tersebut.
5. Doronglah agar suatu kebajikan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Waktu paling tepat mengajar adalah tanpa perencanaan lakukan secara spontan. Temukan waktu tersebut dan ingatkan suatu kebajikan.
6. Beri kesempatan kepada anak mempraktikan suatu kebajikan. Bisa saja selama berjam-jam mendiskusikan suatu kebajikan, tetapi jka tidak dipraktikkan, tidak akan menjadi perilaku yang melekat pada anak. Jadi, langkah pernting terakhir adalalah memberi kesempatan kepada anak untuk dapat menerapkan kebajikan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Tiga Cara Mudah Membantu Anak Mengembangkan Kebajikan
Hal paling berharga yang bisa ditanamkan dalam diri anak adalah keyakinan yang kuat bahwa, “Aku orang yang baik dan bermoral.” Berikut tiga hal yang diajarkan kepada ibu Samantha untuk membantu meningkatkan keyakinan diri anaknya serta membuatnya mampu melihat sifat baik yang ada dalam dirinya
            1. Buat mainan gantung kebajikan
            2. Buat kliping kebajikan
            3. Buat potret diri kebajikan
Langkah 3 : Gunakan Disiplin Moral untuk Membantu Anak Belajar Membedakan Benar dan               Salah
Kita semua menghendaki agar anak-anak bertindak benar dan mengambil pilihan yang sesuai dengan nilai-nilai moral, tetapi anak-anak tentu tidak dapat bersikap sempurna. Sebenarya, masa kanak-kanak adalah masa untuk belajar membedakan antara benar dan salah. Langkah terakhir ini mengajarkan cara pendisiplinan yang terbaik bagi anak agar mereka bisa membedakan antara yang benar dan salah serta membangun pilihan yang bermoral yang kuat, sehingga mereka dapat menentukan pilihan yang bermoral dan mengembangkan hati nurani yang kuat.
Empat “R” Untuk Disiplin Moral
Ada empat R yang berhubungan dengan pendisiplinan moral yang disarankan kepada ayah Kevin untuk membantu anaknya belajar dari pengalaman mencurinya. Agar mudah diingat, keempat langkah berikut dimulai dengan huruf R :
Respond – Respons dengan tenang dan coba lihat latar belakang tindakannya
Cobalah melihat tidak hanya pada persoalan apa yang dilakuakan, tetapi juga mengapa ia melakukan itu. Agar tidak terlewatkan, kumpulkan fakta sebanyak mungkin.
Review – Kajilah mengapa tindakan itu salah
Anda harus memastikan bahwa anak memahami dengan jelas alasan mengapa perbuatannya itu salah sehingga hal tersebut bisa menjadi pelajaran moral baginya. Memang tentu saja kita marah, khawatir, atau tercengang oleh kenakalan anak, tetapi jika kita mnguliahinya atau memberi hukuman tanpa mengkaji mengapa tindakannya itu slaah, anak tidak dapat melihat dengan jelas kaitan antar keduanya. Kita bukannya mengajarkan perbedaan antara benar dan salah melainkan menunjukkan rasa tak suka dan hukuman. Studi mengungkapkan, hati nurani dipelajari dalam beberapa tahap; karena itu, dengan memberi waktu mendengarkan penjelasan anak akan membuata anda lebih dapat memahami penalaran moralnya.
Reflect – Renungkan Akibat Tindakan Tersebut
Nancy Eisenberg, penulis buku The Caring Child,  mengungkapkan bahwa salah satu praktik terbaik membangun moral adalah menunjukkan akibat yang ditimbulkan perilaku anak terhadap orang lain. Dengan melakukan hal tersebut kita dapat mendorong perkembangan moral dan perilaku potensial anak, bahkan juga sangat efektif bagi anak yang masih kecil.
Right – Perbaiki Tindakan Salah Tersebut dengan Mendorong Anak untuk Memperbaikinya
Langkah terakhir adalah memastikan bahwa anak tidak hanya memahami mengapa perilakunya salah, tetapi juga yang terpenting tahu bagaimana memperbaikinya. Khusunya jika tindakan tersebut menyakiti orang lain, anak di dorong agar untuk memperbaiki perbuatannya. Dengan demikian anak bisa memahami konsekuensi dari perilakunya dan memahami bahwa ia bertanggung jawab. Konsekuensi yang relevan harus disesuaikan dengan kenakalannya dan disampaikan dengan jelas.















BAB III
KESIMPULAN
Hati nurani adalah  kemampuan seseorang untuk membedakan mana yang benar dari mana yang salah berdasarkan keyakinan yang kuat akan etika dan menerapkannya dalam tindakan.Cara mengembangkan hati nurani pada umumnya adalah dengan cara :
1. Menumbuhkan hati nurani (teguran dalam diri seseorang ketika melakukan kesalahan), yakni dengan membangun moral seseorang, memberikan ajaran kebaikan untuk memperkuat hati nurani, dan membantu seseorang untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah.[2]
2. Menumbuhkan pengendalian diri, yakni dengan memprioritaskan mana yang dianggap benar, selalu berupaya untuk menjadi motivator bagi dirinya sendiri, dan berpikir matang sebelum mengambil keputusan.
3. Mengembangkan sikap menghormati orang lain, yakni dengan memberikan contoh akan menghormati orang lain dan memberikan pendidikan sopan santun.





1 comment:

Semua umpan balik saya hargai dan saya akan membalas pertanyaan yang menyangkut artikel di Blog ini sesegera mungkin.

1. Komentar SPAM akan dihapus segera setelah saya review
2. Jika ada Link Download rusak silahkan komentar dibawah ini
3. Jika Anda memiliki masalah silahkan bertanya di papan komentar
4. Silahkan menyertakan link artikel ini yang mau share ke blog Anda .

Credits