Sunday, July 6, 2014

Pendidikan sebagaiPersiapan, Pemekaran dan Disiplin Formal

Democracy and education
Bab 5. Persiapan, Pemekaran dan Disiplin Formal
(Dewey, 2004: 54-68)

Pada bab ini Dewey mengemukakan kritik-kritiknya terhadap beberapa pemikiran pendidikan.

1. Pendidikan sebagai persiapan
Pemikiran ini memandang pendidikan sebagai proses persiapan agar anak dapat mengemban tanggung jawab orang dewasa di masa depan. Menurut Dewey pemikiran ini menganggap anak belum sebagai anggota masyarakat yang penuh. Mereka dipandang hanya sebagai kandidat. Pandangan ini tidak jauh berbeda dengan pandangan yang menganggap hidup di dunia ini hanya sebagai persiapan untuk hidup sesudah mati. Pada kedua pemikiran ini fase sebelumnya baik itu fase kanak-kanak atau fase hidup di dunia ini dianggap sebagai fase yang belum penuh pada dirinya sendiri sehingga hanya dianggap sebagai fase persiapan saja.
Dewey memperlihatkan konsekuensi-konsekuensi negatif dari pemikiran ini.
a.       Motivasi anak untuk belajar tidak terbangun dengan baik, karena anak melihat masa depan sebagai sesuatu yang belum mendesak dan belum jelas.
b.      Muncul godaan untuk menunda-nunda sesuatu. Bagi anak, saat sekarang menawarkan begitu banyak hal yang menarik.
c.       Digunakannya standar-standar untuk mengukur kemampuan-kemampuan spesifik anak yang dicapai sesudah periode tertentu (misalnya akhir tahun atau akhir SMA sebelum masuk universitas) seakan-akan fase-fase akhir itulah yang sangat penting dan menentukan, sementara fase-fase sebelumnya dianggap hanya sebagai fase persiapan yang kurang penting.
d.      Cenderung digunakannya berbagai hadiah (pujian juga) dan hukuman untuk memacu motivasi anak.

2. Pendidikan sebagai pemekaran (unfolding)
Model pemikiran ini menganggap pendidikan sebagai perkembangan, tetapi perkembangan di sini bukan dipahami sebagai pertumbuhan yang terus-menerus melainkan sebagai pemekaran potensi-potensi terpendam yang sudah ada dalam diri anak yang dapat berkembang menuju arah tertentu. Arah di sini dipandang sebagai kepenuhan dari masing-masing potensi.
Kritik Dewey adalah sebagai berikut.
a.       Sasaran dipandang sebagai kepenuhan. Itu berarti sebagai suatu tujuan akhir yang statis. Fase sebelumnya hanya dianggap sebagai fase transisi yang masih belum sempurna dan yang tidak memiliki nilai pada dirinya sendiri.
b.      Fase akhir itu juga menjadi terlalu abstrak dan tak terjangkau untuk masa sekarang. Kalau tidak ada kriteria-kriteria yang jelas setiap ekspresi anak bisa dinilai sebagai proses pemekaran yang tidak boleh diganggu-gugat.
c.       Dengan berbagai metode guru seakan-akan berperan untuk menarik potensi itu keluar dan mekar.
Dewey memandang Froebel dan Hegel ada pada posisi yang memandang pendidikan sebagai pemekaran.

3. Pendidikan sebagai pelatihan (training) atas kemampuan-kemampuan
Pandangan ini sebelumnya dikenal sebagai teori disiplin formal. Teori ini berpendapat bahwa anak sejak lahir memiliki potensi-potensi tertentu seperti merasa, mengingat, menghendaki, menilai, menggeneralisasi dst dan pendidikan merupakan training atas potensi-potensi ini melalui latihan berulang-ulang. Tujuan training adalah pembentukan kemampuan-kemampuan khusus. Orang yang dilatih secara khusus untuk bidang tertentu dipandang dapat menyelesaikan sesuatu dengan lebih baik dibanding orang yang tidak terlatih. Ia akan bekerja lebih efisien, lebih cepat, dan lebih mudah. Dalam pendidikan anak dilatih dengan pengulangan yang terus-menerus dan secara gradual (dari latihan yang lebih mudah ke yang lebih sulit). Karena itu, perlu disiplin formal untuk melatih kemampuan-kemampuan itu.
Dewey memandang John Locke (1632-1704) sebagai tokoh dari teori ini. Menurut Locke anak sudah mempunyai potensi-potensi seperti untuk merasa, mengingat, membandingkan, menghendaki, berpikir, berfantasi dst yang tinggal dikembangkan dengan materi-materi yang sesuai.
Menurut Dewey dalam praktek teori ini terlalu menekankan training atas ketrampilan tertentu secara sempit sehingga mudah mematikan inisiatif, kreativitas, dan kemampuan penyesuaian diri anak. Kritik Dewey terhadap teori ini adalah sebagai berikut.
a.       Kepercayaan bahwa anak sudah mempunyai potensi-potensi hanyalah isapan jempol. Kemampuan-kemampuan manusia itu sangat bervariasi dan tercampur satu dengan yang lain sehingga tidak bisa diidentifikasi hanya sebagai ingatan saja atau hanya pikiran saja tanpa yang lain-lainnya. Dewey lebih melihat bukan potensi satu per satu tetapi semua bisa dirangkum sebagai kecenderungan-kecenderungan individu untuk memberikan respons tertentu pada rangsangan dari lingkungan dengan menggunakan berbagai potensi yang dibutuhkan. Dewey bukan menggunakan pengertian training untuk menyempurnakan kemampuan tertentu melalui latihan seakan-akan seperti melatih otot, tetapi (1) memilih respons tertentu yang digunakan sebagai sarana untuk menanggapi stimulus tertentu dan (2) mengoordinasi berbagai faktor untuk merespons sesuatu.
b.      Semakin orang terlatih hanya untuk ketrampilan tertentu semakin ia tidak tersedia bagi bidang yang lain apalagi kalau pelatihannya semakin teknis dan tidak melibatkan kemampuan intelektual.

c.       Teori ini bersifat dualistik karena membuat pemisahan antara kemampuan dan materinya. Bagi Dewey tidak ada yang disebut kemampuan untuk melihat, mendengar atau mengingat secara umum yang bisa ditraining begitu saja. Yang ada menurut Dewey adalah kemampuan untuk mengingat sesuatu. Kekuatan fisik memungkinkan orang untuk bermain tenis, golf atau berlayar, tetapi kemampuan bermain tenis hanya mungkin kalau orangnya melatih diri secara teratur untuk menggunakan raket, memukul bola tenis, dst. Jadi, tidak ada kemampuan fisik secara umum. Bagi Dewey kemampuan-kemampuan itu merupakan hasil dari penggunaan materi-materi tertentu secara aktif. Keduanya tidak bisa dipisah-pisahkan begitu saja. Tidak mungkin melatih begitu saja kemampuan-kemampuan itu tanpa penggunaan materi-materi tertentu.

Me

Post a Comment

Semua umpan balik saya hargai dan saya akan membalas pertanyaan yang menyangkut artikel di Blog ini sesegera mungkin.

1. Komentar SPAM akan dihapus segera setelah saya review
2. Jika ada Link Download rusak silahkan komentar dibawah ini
3. Jika Anda memiliki masalah silahkan bertanya di papan komentar
4. Silahkan menyertakan link artikel ini yang mau share ke blog Anda .

Credits