Sunday, July 6, 2014

PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU FUNGSI SOSIAL

Democracy and education
Pendidikan sebagai suatu fungsi sosial
(Dewey, 2004: 10-22)

1. Pengertian lingkungan
            Karena yang dibutuhkan adalah sebuah transformasi kualitas pengalaman generasi baru sampai dapat ambil bagian dalam kepentingan, tujuan dan cita-cita masyarakatnya, pertanyaannya lalu: metode seperti apa yang dapat mengantar generasi baru untuk memiliki seluruh khasanah dari masyarakat. Jawaban Dewey secara umum: “by means of the action of the environment in calling out certain responses” (Dewey, 2004: 11). Lingkungan tertentu akan mempengaruhi cara seseorang memandang dan merasa sesuatu, mempengaruhi rencana-rencana tertentu yang ia buat dan memperkuat atau memperlemah keyakinan-keyakinan tertentu. Jadi, lingkungan membentuk sebuah sistem tingkah laku tertentu atau watak tertentu dalam dirinya. Dewey mengatakan ada kontinuitas antara lingkungan dan tingkah laku aktifnya. Lingkungan dirumuskan Dewey sebagai kondisi yang memperkembangkan atau menghalangi, merangsang atau merintangi aktivitas-aktivitas khas suatu makhluk hidup.

2. Lingkungan sosial
            Dewey mengatakan bahwa makhluk hidup yang tindakannya berkaitan dengan yang lainnya memiliki suatu lingkungan sosial. Apa yang ia buat dan apa yang dapat ia buat tergantung pada harapan, tuntutan, persetujuan dan celaan lingkungan sosialnya. Ia tidak bisa begitu saja melakukan sesuatu tanpa memperhitungkan tindakan-tindakan orang lain, karena tindakan-tindakan mereka itu menjadi syarat yang tidak dapat dipisahkan dari pemenuhan kecenderungan-kecenderungannya. Ada relasi timbal-balik yang tidak dapat dipisahkan antara dirinya dan lingkungan sosialnya.
            Lingkungan sosial memiliki pengaruh yang besar pada generasi baru. Anak yang tangannya tersengat api akan takut pada api. Kalau orang tua mengatur sedemikian rupa, sehingga setiap kali anak menyentuh mainan boneka tangannya akan tersengat api, anak akan belajar menghindari mainan itu seperti ia menghindari api. Lama-lama ia bahkan bisa ketakutan kalau melihat boneka. Hal ini disebut Dewey sebagai training. Dewey membuat pembedaan antara training dan pendidikan. Dalam training anak hanya dibiasakan untuk memiliki tindakan atau hasil tertentu. Dalam pendidikan anak sungguh-sungguh ambil bagian dalam tindakan bersama di mana gagasan dan perasaannya terlibat di dalamnya sehingga ia sungguh-sungguh menjadi partner dan merasa bahwa kesuksesan bersama menjadi kesuksesannya juga dan kegagalan bersama menjadi kegagalannya juga.
            Karena bahasa merupakan sarana penting untuk memperoleh pengetahuan, pengetahuan dapat disampaikan secara langsung dari orang yang satu ke yang lain. Karena itu, bahasa cenderung menjadi alat utama untuk mempelajari banyak hal.

3. Medium sosial sebagai wahana mendidik
            Dari penjelasan di atas terlihat bahwa lingkungan sosial membentuk kecenderungan mental dan emosional dalam diri individu di mana mereka diikutsertakan dalam tindakan-tindakan yang membangkitkan dan memperkuat impuls-impuls tertentu yang memiliki tujuan dan konsekuensi tertentu. Impuls-impuls yang berhubungan dengan kemampuan musik dari anak yang dibesarkan dalam keluarga pemusik tentu akan lebih banyak terstimulasi dibandingkan impuls-impulsnya yang lain. Berkaitan dengan minat dan kesibukan suatu kelompok beberapa objek begitu dihargai sementara objek lain tidak disukai. Cara suatu kelompok mengerjakan sesuatu cenderung menentukan objek perhatian kelompok itu, dan sekaligus menentukan arah dan batas observasi dan memori. Dewey mengatakan sesuatu yang menarik bahwa apa yang dianggap asing atau di luar kegiatan suatu kelompok akan cenderung dipandang secara moral terlarang dan secara intelektual dicurigai. Demikian juga hal yang sangat kita ketahui dengan baik sekarang bisa jadi samasekali tidak mendapatkan perhatian pada generasi sebelumnya. Penjelasan yang dikemukakan Dewey adalah bukan bahwa kita itu lebih pandai dibanding generasi sebelumnya, tetapi bahwa cara mereka hidup tidak memungkinkan mereka menaruh perhatian pada hal itu dan pemikiran mereka terpancang pada hal lain.
Sebagaimana pancaindera kita membutuhkan objek-objek yang sesuai untuk merangsang perkembangannya, demikian juga kemampuan observasi, ingatan dan imajinasi tidak bekerja secara spontan, tetapi digerakkan oleh tuntutan-tuntutan yang muncul dari kesibukan-kesibukan sosial yang terjadi. Tata nilai dan sikap dibentuk oleh tuntutan-tuntutan itu. Dari situ Dewey mengatakan bahwa pendidikan semestinya memberi kebebasan bagi terbentuknya seluruh kemampuan secara optimal, membersihkan dari cacad-cacad pribadi maupun social, dan menyediakan objek-objek yang dapat membuat tindakan mereka lebih berarti (“to free the capacities thus formed for fuller exercise, to purge them of some of their grossness, and to furnish objects which make their activity more productive of meaning“, Dewey, 2004: 17).
            Karena pengaruh lingkungan yang sedemikian halus dan kuat dalam pembentukan karakter dan pemikiran, Dewey menunjukkan 4 arah yang mesti diperhatikan dalam pendidikan.
1.      Kebiasaan berbahasa
Cara bicara ataupun khasanah kosa kata yang terbentuk dalam pergaulan semestinya dipandang bukan sebagai sarana pendidikan tetapi sebagai kebutuhan sosial.
2.      Perilaku
Contoh memiliki efek yang lebih kuat dibanding aturan. Perilaku yang baik berasal dari pendidikan yang baik. Pendidikan dicapai melalui praktek yang kontinyu dan bukan melalui pemberian informasi. Suasana lingkungan merupakan faktor utama pembentuk perilaku.
3.      Cita rasa dan apresiasi estetis
Standar cita rasa yang baik akan terbentuk misalnya jika mata dibiasakan memandang objek-objek yang harmonis serta bentuk dan warna yang indah. Lingkungan yang jorok, berantakan dan kumuh akan memerosotkan cita rasa keindahan.
4.      Standar penilaian yang lebih dalam
Penilaian kita tentang apa yang pantas dan yang tidak pantas ditentukan oleh standar-standar penilaian yang biasanya jarang kita sadari. Standar yang kita andaikan begitu saja tanpa perlu penelitian atau refleksi adalah standar yang menentukan pemikiran sadar kita dan kesimpulan yang kita buat. Standar-standar bawah sadar inilah yang terbentuk dalam relasi sehari-hari dengan orang-orang lain.

4. Sekolah sebagai lingkungan khusus
            Menurut Dewey satu-satunya cara yang semestinya ditempuh oleh orang dewasa untuk mendidik orang yang belum dewasa adalah dengan mengatur lingkungan tempat orang yang belum dewasa bertindak, berpikir dan merasa. Karena itu, Dewey menolak model pendidikan yang mendidik anak secara langsung dan ia lebih menekankan model pendidikan tidak langsung melalui pengaturan lingkungan. Lingkungan apa pun bisa dikelola sedemikian rupa sehingga dapat memberi efek mendidik. Sekolah adalah lingkungan khusus yang semestinya ditata agar dapat mempengaruhi perilaku mental dan moral orang-orang di dalamnya.
            Sekolah-sekolah dibentuk ketika tradisi sosial sudah sedemikian kompleks. Sebagian dari tradisi sosial itu lalu ditransmisikan melalui simbol-simbol tertulis sehingga generasi yang satu tetap dapat mempelajari tradisi sosial dari generasi berabad-abad sebelumnya. Meskipun secara fisik sudah tidak ada lagi, tradisi Romawi dan Yunani kuno tetap masih memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam pembentukan peradaban bahkan sampai jaman sekarang karena kekayaan tradisi mereka dituangkan dalam simbol-simbol tertulis yang masih dapat dipelajari sampai sekarang. Sekolah dibentuk untuk memperhatikan tradisi-tradisi tertulis dari kekayaan peradaban yang sudah lewat atau yang masih ada tetapi secara fisik tidak langsung dihadapi dalam hidup sehari-hari (misalnya kekayaan tradisi dari bangsa-bangsa lain yang masih sejaman).
            Berkaitan dengan hal ini Dewey menyebut 3 fungsi sekolah sebagai lingkungan sosial yang khusus.
1.      Sebuah peradaban itu terlalu kompleks untuk dimengerti secara keseluruhan. Anak akan kebingungan untuk langsung dapat mengerti bisnis, politik, seni, ilmu pengetahuan atau agama. Karena itu, sekolah bertanggung jawab untuk menyederhanakan dan mengurutkan unsur-unsur yang akan dipelajari anak. Di sini sekolah menyediakan lingkungan yang disederhanakan dengan memilih hal-hal yang mendasar yang dapat dipelajari anak secara gradual dan progresif. Dengan itu anak dapat mempelajari hal-hal yang lebih sederhana sebagai landasan untuk memahami hal-hal yang semakin kompleks.
2.      Sekolah bertanggung jawab untuk menyaring hal-hal yang mungkin dapat memberikan pengaruh yang tidak baik bagi perkembangan perilaku anak dan untuk memilih hal-hal yang ideal yang dapat memperkuat pengaruh baik yang ingin dicapai. Masyarakat semakin sadar bahwa sekolah bertanggung jawab bukan untuk melakukan transmisi semua yang telah dicapainya, tetapi hanya yang dapat membentuk masa depan yang lebih baik. Sekolah merupakan pelaku utama untuk tujuan pembentukan masa depan yang lebih baik ini.
3.      Sekolah bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang lebih luas dan lebih seimbang. Sekolah semestinya membuat keseimbangan antar berbagai unsur dalam hidup sosial dan untuk memberi kemungkinan agar setiap individu dapat membebaskan diri dari berbagai keterbatasan yang berasal dari kelompok sosial tempat ia lahir dan agar dapat memiliki kontak sosial yang lebih luas. Anak bisa berasal dari suatu kelompok sosial para pencuri, para penjahat dst dan juga bisa berasal dari kelompok buruh, partai politik tertentu, komunitas gereja dst. Demikian juga anak bisa berasal dari lingkungan sosial yang lebih tertutup seperti lingkungan para artis, para intelektual dst. Masing-masing kelompok sosial itu memiliki pengaruh besar terhadap perilaku anak di dalamnya. Sekolah semestinya menciptakan interaksi anak-anak dari berbagai latar belakang itu dalam sebuah lingkungan baru yang lebih luas bagi masing-masing anak.


Me

Post a Comment

Semua umpan balik saya hargai dan saya akan membalas pertanyaan yang menyangkut artikel di Blog ini sesegera mungkin.

1. Komentar SPAM akan dihapus segera setelah saya review
2. Jika ada Link Download rusak silahkan komentar dibawah ini
3. Jika Anda memiliki masalah silahkan bertanya di papan komentar
4. Silahkan menyertakan link artikel ini yang mau share ke blog Anda .

Credits