Democracy and education
Pendidikan sebagai suatu fungsi sosial
(Dewey, 2004: 10-22)
1. Pengertian lingkungan
Karena yang dibutuhkan adalah sebuah transformasi
kualitas pengalaman generasi baru sampai dapat ambil bagian dalam kepentingan,
tujuan dan cita-cita masyarakatnya, pertanyaannya lalu: metode seperti apa yang dapat mengantar generasi baru untuk memiliki
seluruh khasanah dari masyarakat. Jawaban
Dewey secara umum: “by means of the action of the environment in calling out
certain responses” (Dewey, 2004: 11). Lingkungan tertentu akan mempengaruhi
cara seseorang memandang dan merasa sesuatu, mempengaruhi rencana-rencana
tertentu yang ia buat dan memperkuat atau memperlemah keyakinan-keyakinan
tertentu. Jadi, lingkungan membentuk sebuah sistem tingkah laku tertentu atau
watak tertentu dalam dirinya. Dewey mengatakan ada kontinuitas antara
lingkungan dan tingkah laku aktifnya. Lingkungan
dirumuskan Dewey sebagai kondisi yang memperkembangkan atau menghalangi,
merangsang atau merintangi aktivitas-aktivitas khas suatu makhluk hidup.
2. Lingkungan
sosial
Dewey mengatakan bahwa makhluk hidup
yang tindakannya berkaitan dengan yang lainnya memiliki suatu lingkungan
sosial. Apa yang ia buat dan apa yang dapat ia buat tergantung pada harapan,
tuntutan, persetujuan dan celaan lingkungan sosialnya. Ia tidak bisa begitu
saja melakukan sesuatu tanpa memperhitungkan tindakan-tindakan orang lain,
karena tindakan-tindakan mereka itu menjadi syarat yang tidak dapat dipisahkan
dari pemenuhan kecenderungan-kecenderungannya. Ada relasi timbal-balik yang
tidak dapat dipisahkan antara dirinya dan lingkungan sosialnya.
Lingkungan sosial memiliki pengaruh
yang besar pada generasi baru. Anak yang tangannya tersengat api akan takut
pada api. Kalau orang tua mengatur sedemikian rupa, sehingga setiap kali anak
menyentuh mainan boneka tangannya akan tersengat api, anak akan belajar
menghindari mainan itu seperti ia menghindari api. Lama-lama ia bahkan bisa
ketakutan kalau melihat boneka. Hal ini disebut Dewey sebagai training. Dewey membuat pembedaan antara
training dan pendidikan. Dalam training anak hanya dibiasakan untuk memiliki
tindakan atau hasil tertentu. Dalam pendidikan anak sungguh-sungguh ambil
bagian dalam tindakan bersama di mana gagasan dan perasaannya terlibat di
dalamnya sehingga ia sungguh-sungguh menjadi partner dan merasa bahwa
kesuksesan bersama menjadi kesuksesannya juga dan kegagalan bersama menjadi
kegagalannya juga.
Karena bahasa merupakan sarana
penting untuk memperoleh pengetahuan, pengetahuan dapat disampaikan secara
langsung dari orang yang satu ke yang lain. Karena itu,
bahasa cenderung menjadi alat utama untuk mempelajari banyak hal.
3. Medium sosial sebagai wahana mendidik
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa lingkungan sosial
membentuk kecenderungan mental dan emosional dalam diri individu di mana mereka
diikutsertakan dalam tindakan-tindakan yang membangkitkan dan memperkuat
impuls-impuls tertentu yang memiliki tujuan dan konsekuensi tertentu.
Impuls-impuls yang berhubungan dengan kemampuan musik dari anak yang dibesarkan
dalam keluarga pemusik tentu akan lebih banyak terstimulasi dibandingkan
impuls-impulsnya yang lain. Berkaitan dengan minat dan kesibukan suatu kelompok
beberapa objek begitu dihargai sementara objek lain tidak disukai. Cara suatu
kelompok mengerjakan sesuatu cenderung menentukan objek perhatian kelompok itu,
dan sekaligus menentukan arah dan batas observasi dan memori. Dewey mengatakan
sesuatu yang menarik bahwa apa yang dianggap asing atau di luar kegiatan suatu
kelompok akan cenderung dipandang secara moral terlarang dan secara intelektual
dicurigai. Demikian juga hal yang sangat kita ketahui dengan baik sekarang bisa
jadi samasekali tidak mendapatkan perhatian pada generasi sebelumnya.
Penjelasan yang dikemukakan Dewey adalah bukan bahwa kita itu lebih pandai
dibanding generasi sebelumnya, tetapi bahwa cara mereka hidup tidak
memungkinkan mereka menaruh perhatian pada hal itu dan pemikiran mereka
terpancang pada hal lain.
Sebagaimana
pancaindera kita membutuhkan objek-objek yang sesuai untuk merangsang
perkembangannya, demikian juga kemampuan observasi, ingatan dan imajinasi tidak
bekerja secara spontan, tetapi digerakkan oleh tuntutan-tuntutan yang muncul
dari kesibukan-kesibukan sosial yang terjadi. Tata nilai dan sikap dibentuk oleh tuntutan-tuntutan
itu. Dari situ Dewey mengatakan bahwa pendidikan semestinya memberi kebebasan
bagi terbentuknya seluruh kemampuan secara optimal, membersihkan dari
cacad-cacad pribadi maupun social, dan menyediakan objek-objek yang dapat
membuat tindakan mereka lebih berarti (“to free the capacities thus formed for
fuller exercise, to purge them of some of their grossness, and to furnish
objects which make their activity more productive of meaning“, Dewey, 2004:
17).
Karena pengaruh lingkungan yang
sedemikian halus dan kuat dalam pembentukan karakter dan pemikiran, Dewey
menunjukkan 4 arah yang mesti diperhatikan dalam pendidikan.
1.
Kebiasaan berbahasa
Cara bicara ataupun khasanah kosa
kata yang terbentuk dalam pergaulan semestinya dipandang bukan sebagai sarana
pendidikan tetapi sebagai kebutuhan sosial.
2.
Perilaku
Contoh memiliki efek yang lebih
kuat dibanding aturan. Perilaku yang baik berasal dari pendidikan yang baik.
Pendidikan dicapai melalui praktek yang kontinyu dan bukan melalui pemberian
informasi. Suasana lingkungan merupakan faktor utama pembentuk perilaku.
3.
Cita rasa dan apresiasi estetis
Standar cita rasa yang baik akan
terbentuk misalnya jika mata dibiasakan memandang objek-objek yang harmonis
serta bentuk dan warna yang indah. Lingkungan yang jorok, berantakan dan kumuh
akan memerosotkan cita rasa keindahan.
4.
Standar penilaian yang lebih
dalam
Penilaian kita tentang apa yang
pantas dan yang tidak pantas ditentukan oleh standar-standar penilaian yang
biasanya jarang kita sadari. Standar yang kita andaikan begitu saja tanpa perlu
penelitian atau refleksi adalah standar yang menentukan pemikiran sadar kita
dan kesimpulan yang kita buat. Standar-standar bawah sadar inilah yang terbentuk dalam
relasi sehari-hari dengan orang-orang lain.
4. Sekolah sebagai lingkungan khusus
Menurut Dewey satu-satunya
cara yang semestinya ditempuh oleh orang dewasa untuk mendidik orang yang belum
dewasa adalah dengan mengatur lingkungan tempat orang yang belum
dewasa bertindak, berpikir dan merasa. Karena itu, Dewey menolak model
pendidikan yang mendidik anak secara langsung dan ia lebih menekankan model
pendidikan tidak langsung melalui
pengaturan lingkungan. Lingkungan apa pun bisa dikelola sedemikian rupa
sehingga dapat memberi efek mendidik. Sekolah adalah lingkungan khusus yang
semestinya ditata agar dapat mempengaruhi perilaku mental dan moral orang-orang
di dalamnya.
Sekolah-sekolah dibentuk ketika tradisi sosial sudah
sedemikian kompleks. Sebagian dari tradisi sosial itu lalu ditransmisikan
melalui simbol-simbol tertulis sehingga generasi yang satu tetap dapat
mempelajari tradisi sosial dari generasi berabad-abad sebelumnya. Meskipun
secara fisik sudah tidak ada lagi, tradisi Romawi dan Yunani kuno tetap masih
memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam pembentukan peradaban bahkan sampai
jaman sekarang karena kekayaan tradisi mereka dituangkan dalam simbol-simbol
tertulis yang masih dapat dipelajari sampai sekarang. Sekolah dibentuk untuk
memperhatikan tradisi-tradisi tertulis dari kekayaan peradaban yang sudah lewat
atau yang masih ada tetapi secara fisik tidak langsung dihadapi dalam hidup
sehari-hari (misalnya kekayaan tradisi dari bangsa-bangsa lain yang masih
sejaman).
Berkaitan dengan hal ini Dewey menyebut 3 fungsi sekolah
sebagai lingkungan sosial yang khusus.
1.
Sebuah peradaban itu terlalu kompleks untuk dimengerti
secara keseluruhan. Anak akan kebingungan untuk langsung dapat mengerti bisnis,
politik, seni, ilmu pengetahuan atau agama. Karena itu, sekolah bertanggung
jawab untuk menyederhanakan dan
mengurutkan unsur-unsur yang akan dipelajari anak. Di sini sekolah
menyediakan lingkungan yang disederhanakan dengan memilih hal-hal yang mendasar
yang dapat dipelajari anak secara gradual dan progresif. Dengan itu anak dapat
mempelajari hal-hal yang lebih sederhana sebagai landasan untuk memahami
hal-hal yang semakin kompleks.
2.
Sekolah bertanggung jawab untuk menyaring hal-hal yang mungkin dapat memberikan pengaruh yang tidak baik bagi perkembangan perilaku
anak dan untuk memilih hal-hal yang ideal
yang dapat memperkuat pengaruh baik yang ingin dicapai. Masyarakat semakin
sadar bahwa sekolah bertanggung jawab bukan untuk melakukan transmisi semua
yang telah dicapainya, tetapi hanya yang dapat membentuk masa depan yang lebih
baik. Sekolah merupakan pelaku utama untuk tujuan pembentukan masa depan yang
lebih baik ini.
3. Sekolah
bertanggung jawab untuk menciptakan
lingkungan yang lebih luas dan lebih seimbang. Sekolah semestinya membuat
keseimbangan antar berbagai unsur dalam hidup sosial dan untuk memberi
kemungkinan agar setiap individu dapat membebaskan diri dari berbagai
keterbatasan yang berasal dari kelompok sosial tempat ia lahir dan agar dapat
memiliki kontak sosial yang lebih luas. Anak bisa berasal dari suatu kelompok
sosial para pencuri, para penjahat dst dan juga bisa berasal dari kelompok
buruh, partai politik tertentu, komunitas gereja dst. Demikian juga anak bisa
berasal dari lingkungan sosial yang lebih tertutup seperti lingkungan para
artis, para intelektual dst. Masing-masing
kelompok sosial itu memiliki pengaruh besar terhadap perilaku anak di dalamnya.
Sekolah semestinya menciptakan interaksi anak-anak dari berbagai latar belakang
itu dalam sebuah lingkungan baru yang lebih luas bagi masing-masing anak.
Post a Comment
Semua umpan balik saya hargai dan saya akan membalas pertanyaan yang menyangkut artikel di Blog ini sesegera mungkin.
1. Komentar SPAM akan dihapus segera setelah saya review
2. Jika ada Link Download rusak silahkan komentar dibawah ini
3. Jika Anda memiliki masalah silahkan bertanya di papan komentar
4. Silahkan menyertakan link artikel ini yang mau share ke blog Anda .