Sunday, September 9, 2012

RPP MUATAN LOKAL SD


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang mempunyai keanekaragaman adat istiadat , tata cara , bahasa , kesenian ,kerajinan ,keterampilan daerah ,dan masih banyak keanekaragaman lain yang merupakan ciri khas kehidupan bangsa Indonesia. Pengenalan keadaan lingkungan , sosial ,dan budaya kepada peserta didik akan memberikan peluang kepada mereka untuk mengenal lebih dalam dengan lingkungannya. Pengenalan serta pengembangan lingkungan melalui pendidikan bisa diarahkan sehingga dapat dijadikan penopang untuk menunjang peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia , dan pada akhirnyajuga dapat diarahkan untuk meningkatkan kemampuan para peserta didik sebagai generasi penerus untuk peningkatan kualitas bangsa Indonesia. Kebijakan yang berkaitan dengan dimasukkannya program Muatan Lokal dalam Standar Isi dilandasi kenyataan bahwa di Indonesia terdapat keanekaragaman kebudayaan. Sekolah yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan , serta tempat pelaksanaan program pendidikan formal maupun non formal dilaksanakan merupakan bagian dari masyarakat. Oleh sebab itu , program pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas kepada peserta didik tenteng kekhususan yang ada di lingkungannya. Standar Isi yang seluruhnya disusun secara terpusat tidak mungkin dapat mencakup Muatan Lokal tersebut. Sehingga perlu disusun pula mata pelajaran yang berbasis pada Muatan Lokal.
Sebagai seorang calon guru , kita harus pandai-pandai untuk memodifikasi serta mengembangkan pembelajaran Muatan Lokal yang nantinya berguna pada saat penerapan dalam mengajar Muatan Lokal di Sekolah Dasar. Dan dalam makalah ini akan membahas tentang “Pengenbangan Muatan Lokal”.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah pola yang dapat digunakan untuk mengembangkan Mata Pelajaran Muatan Lokal dalam menghadapi KTSP saat ini ?

C. TUJUAN
Makalah ini di buat dengan tujuan :
1.      Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam , sosial ,serta budayanya.
2.      Memiliki bekal , kemampuan ,serta keterampilan dalam prngembangan Muatan Lokal yang nantinya akan diterapkan dalam pengajaran di Sekolah Dasar.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGEMBANGAN MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL
Muatan Lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat dalam Standar Isi di dalam Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan. Keberadaan mata pelajaran Muatan Lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat , sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan dimasing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini pun sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum Muatan Lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional.
Pemberlakuan KTSP membawa implikasi bagi sekolah dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar sejumlah mata pelajaran , dimana hampir semua mata pelajaran sudah memiliki Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk masing-masing pelajaran. Sedangkan untuk mata pelajaran Muatan Lokal yang merupakan kegiatan kurikuler yang harus diajarkan di kelas tidak mempunyai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasarnya. Hal ini yang menjadi kendala bagi banyak sekolah untuk menerapkan mata pelajaran Muatan Lokal. Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar  untuk mata pelajaran Muatan Lokal bukanlah pekerjaan yang mudah ,karena harus mempersiapkan berbagai hal untuk dapat mengembangkan mata pelajaran ini.
Ada dua pola untuk mengembangkan mata pelajaran Muatan Lokal dalam menghadapi peleksanaan KTSP. Pola tersebut adalah :
1.      Pengembangan Muatan Lokal Sesuai dengan Kondisi Sekolah Saat Ini
Langkah-langkah dalam pengembangan mata pelajaran Muatan Lokal bagi sekolah yang benar-benar tidak mampu untuk mengembangkannya antara lain adalah :
a)      Analisis terlebih dahulu mata pelajaran Muatan Lokal yang ada di sekolah , kemudian telusuri lebih dalam apakah masih layak dan relevankah mata pelajaran Muatan lokal tersebut diterapkan di sekolah.
b)      Bila mata pelajaran Muatan Lokal tersebut masih layak , maka kegiatan berikutnya adalah mengubah mata pelajaran Muatan Lokal tersebut dalam SK dan KD.
c)      Namun bila mata pelajaran Muatan Lokal yang ada sudah tidak layak lagi , maka sekolah bisa menggunakan mata pelajaran Muatan Lokal dari sekolah lain atau tetap menggunakan mata pelajaran Muatan Lokal yang ditawarkan oleh Dinas atau mengembangkan Muatan Lokal yang lebih sesuai.
2.      Pengembangan Muatan Lokal dalam KTSP
a)      Proses Pengembangan
Mata pelajaran Muatan Lokal pengembangannya sepenuhnya ditangani oleh sekolah dan komite sekolah yang membutuhkan penanganan secara profesional dalam merencanakan, mengelola , dan melaksanakannya. Denagan demikian disamping mendukung pembangunan daerah dan pembangunan nasional , perencanaan , pengelolaan , maupun pelaksanaan Muatan Lokal memperhatikan keseimbangan dengan KTSP. Penanganan secara profesional muatan Lokal merupakan tanggung jawab pemangku kepentingan , yaitu sekolah dan komite sekolah.
Pengembangan mata pelajaran Muatan Lokal oleh sekolah dan komite sekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
v  Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
Kegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagai keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Data tersebut dapat diperoleh dari brbagai pihak yang terkait didaerah yang bersangkutan seperti Pemda / Bappeda , Instansi Vertikal Terkait ,Perguruan Tinggi ,dan dunia usaha / industri. Keadaan daerh diatas dapat ditinjau dari potensi daerah yang bersangkutan yang meliputi aspek sosial , ekonomi ,budaya ,dan kekayaan alam. Kebutuhan daerah dapat diketahui antara lain dari :
1)      Rencana pembangunan daerah bersangkutan termasuk prioritas pembangunan daerah baik pembanngunan jangka pendek , pembangunan jangka panjang , maupun pembangunan berkelanjutan (substainable development).
2)      Pengembangan ketenagakerjaan termasuk jenis kemampuan-kemampuan dan keterampilan yang diperlukan.
3)      Aspirasi masyarakat mengenai pelestarian alam dan pengembangan daerahnya , serta konservasi alam dan pemberdayaannya.

v  Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
Berbagai jenis kebutuhan ini dapat mencerminkan fungsi Muatan Lokal di daerah , antara lain untuk :
1)      Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
2)      Meningkatkan keterampilan di bidang pekerjaan tertentu
3)      Meningkatkan kemampuan berwiraswasta
4)      Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluuan sehari-hari

v  Menentukan bahan kajian muatan lokal
Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai kemungkinan Muatan Lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Penentuan bahan kajian Muatan Lokal didasarkan pada kriteria berikut :
1)      Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik
2)      Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan
3)      Terseianya sarana dan prasarana
4)      Tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa
5)      Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan
6)      Kelayakan berkaitan dengan pelaksanaan di sekolah
7)      Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan kondisi dan situasi daerah

v  Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetetensi Dasar serta Silabus , dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP

1)      Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar adalah langkah awal dalam membuat mata pelajaran Muatan Lokal agar dapat dilaksanakan di sekolah. Adapun langkah-langkah dalam mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar adalah sebagai berikut :
Ø  Pengembangan Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah menentukan kompetensi yang didasarkan pada materi sebagai basis pengetahuan.
Ø  Pengembangan Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Penentuan ini dilakukan dengan melibatkan guru , ahli bidang kajian , ahli dari instansi lain yang sesuai.

2)      Pengembangan silabus secara umum mencakup :
Ø  Mengembangkan indikator
Ø  Mengidentifikasi materi pembelajaran
Ø  Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Ø  Pengalokasian waktu
Ø  Pengembangan penilaian
Ø  Menentukan sumber belajar
Langkah-langkah tersebut dapat mengacu pada penyusunan silabus mata pelajaran.

b)     Pihak yang Terlibat dalam Pengembangan
Sekolah dan komite sekolah mempunyai wewenang penuh dalam mengembangkan program Muatan Lokal. Bila dirasa tidak mempunyai SDM dalam mengembangkan sekolah dan komite sekolah dapat bekerjasama dengan unsur-unsur Depdiknas seperti Tim Pengembang kurikulum (TPK) di daerah , Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) , Perguruan Tinggi dan Instansi / Lembaga di luar Depdiknas , misalnya pemerintah Daerah / Bapeda , Dinas Departemen lain terkait ,dunia usaha / industri , tokoh masyarakat.
Peran , tugas , dan tanggung jawab TPK secara umum adalah sebagai berikut :
v  Menidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerh masing-masing
v  Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal
v  Mengidentifikasi bahabn kajian muatan lokal sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing
v  Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan dilaksanakan
v  Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum muatan lokal lainnya , yang dilakukan bersama sekolah mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP

Peran Perguruan Tinggi dan LPMP antara lain memberikan bimbingan dan bantuan teknis dalam :
v  Mengidentifikasi dan menjabarkan keadan , potensi ,dan kebutuhan lingkungan ke dalam komposisi jenis muatan lokal
v  Menentukan lingkup masing-masing bahan kajian / pelajaran
v  Menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan jenis bahan kajian / pelajaran

Peran instansi / lembaga di luar Depdiknas secara umum adalah :
v  Memberikan informasi mengenai potensi daerah yang meliputi aspek sosial , ekonomi , budaya , kekeyaan alam ,dan sumber daya manusia yang ada didaerah yang bersangkutan, serta prioritas pembangunan daerah diberbagai sektor yang dikaitkan dengan sumber daya manusia yang dibutuhkan
v  Memberikan gambaran mengenai kemampuan-kemampuan dan keterampilan yang diperlukan pada sektor-sektor tertentu
v  Memberikan sumbangan pemikiran, pertimbangan, dan tenaga dalam menentukan prioritas muatan lokal sesuai dengan nilai-nilai dan norma setempat

c)      Rambu – Rambu
Berikut ini rambu-rambu untuk diperhatikan dalam pelaksanaan Muatan Lokal
v  Sekolah yang mampu mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar beserta silabusnya dapat melaksanakan mata pelajaran Muatan Lokal. Apabila sekolah  belum mampu mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar beserta silabusnya, sekolah dapat melaksanakan Muatan Lokal berdasarkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh sekolah, atau dapat meminta bantuan kepada sekolah yang terdekat yang masih dalam satu daerahnya. Bila beberapa esekolah dalam satu daerah belum mampu mengembangkan dapat meminta bantuan TPK daerah, atau meminta bantuan dari LPMP di propinsinya.
v  Bahan kajian hendaknya sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik yang mencakup perkembangan pengetahuan dan cara berpikir, emosional, dan sosial peserta didik. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diatur sedemikian rupa agar tidak memberatkan peserta didik dan tidak mengganggu penguasaan pada kurikulum nasional. Oleh karena itu dalam pelaksanaan Muatan Lokal dihindarkan adanya Pekerjaan Rumah (PR).
v  Program pengajaran hendaknya dikembangkan dengan melihat kedekatan dengan peserta didik yang meliputi dekat secara fisik maupun secara psikis. Dekat secara fisik maksudnya terdapat dalam lingkungan tempat tinggal dan sekolah peserta didik, sedangkan dekat secara psikis maksudnya bahwa bahan kajian tersebut mudah dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencernakan informasi sesuai dengan usianya. Untuk itu, bahan pengajaran hendaknya disusun berdasarkan prinsip belajar yaitu :
a.       Bertitik tolak dari hal-hal kongkrit ke abstrak
b.      Dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum diketahui
c.       Dari pengalamn lama ke pengalaman yang baru
d.      Dari yang mudah / sederhana, ke yang lebih sukar / rumit
Selain itu bahan kajian / pelajaran hendaknya bermakna bagi peserta didik yaitu bermanfaat karena dapat membantu peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
v  Bahan kajian mata pelajaran hendaknya memberikan keluwesan bagi guru dalam memilih metode mengajar dan sumber belajar seperti buku dan narasumber. Dlam kaitan dengan sumber belajar, guru diharapkan dapat mengembangkan sumber belajar yang sesuai dengan memanfaatkan potensi dilingkungan sekolah, misalnya dengan memanfaatkan tanah / kebun sekolah, meminta bantuan dari instansi terkait atau dunia usaha / industri (lapangan kerja) atau ttokoh-tokoh masyarakat. Selain itu guru hendaknya dapat memiih dan menggunakan strategi yang melibatkan peserta didik aktif dalam proses belajar mengajar, baik secara mental ,fisik maupun sosial.
v  Bahan kajian Muatan Lokal yang diajarkan harus bersifat utuh dalam arti mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi makna kepada peserta didik. Namun demikian bahan kajian Muatan Lokal tertentu tidak harus secara terus menerus diajarkan mulai dari kelas I s.d VI atau dari kelas VII s.d IX, dan X s.dXII. Bahan kajian Muatan Lokal juga dapat disusun dan diajarkan hanya dalam jangka waktu satu semester, dua semester, atau satu tahun ajaran.
v  Alokasi waktu untuk bahan kajian Muatan Lokal perlu memperhatikan jumlah minggu efektif untuk mata pelajaran Muatan Lokal pada tiap semester.

d)     Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Contoh:
Mata Pelajaran            : Pertanian
Kelas                           : IV (empat)
Semester                      : 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1        Menyiapkan lahan, bercocok tanam, memelihara, dan memanen kacang panjang
1        Menyiapkan lahan kacang panjang
2        Bercocok tanam kacang panjang
3        Memelihara kacang panjang
4        Memanen kacang panjang




e)      Silabus
Komponen silabus minimal memuat :
1        Identitas sekolah
2        Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
3        Materi Pembelajaran
4        Indiator
5        Kegiatan Pembelajaran
6        Alokasi Waktu
7        Penilaian
8        Sumber Belajar
Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti, oleh masing-masing guru. Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatkan masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.

f)       Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Setelah silabus selesai dibuat, maka guru perlu merencanakan pelaksanaan pembelajaran untuk satu kali tatap muka. Adapun komponen dari RPP minimal memuat :
1        Tujuan pembelajaran
2        Indikator
3        Materi ajar
4        Kegiatan pembelajaran
5        Metode pengajaran
6        Sumber Belajar


g)      Penilaian
Penilaian pencapaian Kompetensi Dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek atau produk, penggunaan portofolio,dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sitematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian antara lain :
1        Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi
2        Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya
3        Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan Kompetensi Dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa
4        Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan
5        Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan






BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN :

Keberadaan mata pelajaran Muatan Lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat , sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan dimasing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk pengembangan mata pelajaran Muatan Lokal adalah:
(a)    Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
(b)   Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi Muatan Lokal
(c)    Mengidentifikasi bahan kajian Muatan Lokal
(d)   Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BNSP
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran Muatan Lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.

Me

Post a Comment

Semua umpan balik saya hargai dan saya akan membalas pertanyaan yang menyangkut artikel di Blog ini sesegera mungkin.

1. Komentar SPAM akan dihapus segera setelah saya review
2. Jika ada Link Download rusak silahkan komentar dibawah ini
3. Jika Anda memiliki masalah silahkan bertanya di papan komentar
4. Silahkan menyertakan link artikel ini yang mau share ke blog Anda .

Credits