Tuesday, November 20, 2012

GOLONGAN ORANG YANG DIDOAKAN MALAIKAT

0 komentar
1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.

"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci". (HR Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.

"Tidaklah salah s
eorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia' (HR Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim 469)

3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan" (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib)

4. Orang-orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf" (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah)

5. Para malaikat mengucapkan 'aamin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.

"Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu" (HR Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.

"Para malaikat akan selalu bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'" (HR Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106)

7. Orang-orang yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah.

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.

"Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan' (HR Imam Muslim dari Ummud Darda', Shahih Muslim 2733)

9. Orang-orang yang berinfak.

"Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'" (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 1442 dan Shahih Muslim 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur" Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa"sunnah" (HR Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, dari Abdullah bin Umar)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.

"Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh" (HR Imam Ahmad dari 'Ali bin Abi Thalib, Al Musnad 754)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.

"Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain" (HR Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily)

Wallahua’lam bish shawwab.

Thursday, November 15, 2012

Basu Dewo

0 komentar

Prabu Basudewa seorang raja di Madura, putra Prabu Kuntiboja. Sebelum Prabu bertahta jadi raja di Madura ia berpermaisuri seorang puteri pendeta Begawan Kawita, bernama Dewi Maerah. Perkawinan ini mendatangkan bahagia, hingga jadi raja. Akan tetapi permaisuri itu juga menjadi sebab kerusakan kerajaan Madura, yaitu ketika negeri Madura kedatangan musuh seorang raja raksasa Prabu Gorawangsa. Gorawangsa dapat menyamarkan diri menjadi Prabu Basudewa dan dapat bergaul dengan Dewi Maerah hingga Dewi Maerah mengandung dan melahirkan Raden Kangsa.

Raden Kangsa inilah yang merusak negeri Madura, hingga putera putera Prabu Basudewa. sendiri terlantar: Tetapi sesudah Kangsa mati, kembali keamanan negeri Madura.

Prabu Basudewa bersaudara seorang putri bernama Dewi Kuntinalibrata, yaitu ibu Pandawa: Yudistira, Wrekudara dan Arjuna.

BENTUK WAYANG


Prabu Basudewa bermata kedondongan, hidung dan muka serba lengkap, berkumis dan berjanggut. Bermahkota, berjamang tiga susun dengan garuda membelakang, berpraba. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Kain bokongan raton.


source : http://wayangku.wordpress.com/2008/11/08/prabu-basudewa/

BALA DEWA

0 komentar

Raden Kakrasana waktu jadi raja di Madura bergelar Prabu Baladewa. Ia naik tahta setelah menjadi menantu Prabu Salya, raja di Madraka. Ketika itulah ia mendapat gelar Prabu Baladewa, karena pada waktu kawin dihadiri oleh para dewa. Ia mendapat hadiah dari Betara Guru berupa senjata Algora dan diberi nama oleh dewa Kusumawalikita, Balarama, Basukiyana. Hyang Narada memberi nama Alayuda. Setelah menjadi raja ia memihak pada Kurawa dan memusuhi Pandawa, saudara misannya sendiri. Karena kesaktian Prabu Baladewa itu dipandang oleh Sri Kresna tidak akan tertandingi, maka menjelang perang Baratayudha, ia ditipu oleh Sri Kresna supaya bertapa di Grojogan Sewu.

Setelah Prabu Baladewa mendapat nasehat Sri Kresna, ia menuju tempat yang ditunjuk dan bertapa di Grojogan Sewu. Pada saat bertapa di air terjun, terlihat darah mengalir dan mengertilah ia bahwa perang Baratayudha telah terjadi. Setelah perang, Prabu Baladewa kembali Ke Hastinapura, dan mengetahui kekalahan Kurawa dan binasa di medan perang. Kemudian Prabu Baladewa mengikuti Pandawa mengasuh Prabu Parikesit hingga ajalnya.

Prabu Baladewa mempunyai senjata bernama Nanggala, kesaktiannya tak seorang pun yang mampu menahannnya sekalipun ia dewa.

BENTUK WAYANG


Prabu Baladewa bermata kedondongan, hidung dan muka serba lengkap, bermahkota jamang tiga susun dan garuda membelakang. Berpraba, bergelang, berpontoh, dan berkeroncong. Berkain katongan.

Prabu Baladewa berwanda; 1) Geger karangan Susuhunan Anyakrawati wafat Krapyak, 2) Kaget, 3) Sembada, 4) Paripeksa, 5) Rayung.


SOURCE : http://wayangku.wordpress.com/2008/11/08/prabu-baladewa/

Prabu Kresno / Harimurti

0 komentar
Raden Narayana setelah menjadi raja bernama Prabu Harimurti Padmanaba, karena ia titisan Begawan Padmanaba. Disebut juga Prabu Dwarawati, karena menjadi raja di negeri Dwarawati, dan disebut juga Prabu Kresna, karena berkulit hitam dan lain-lain. la dapat bertahta di Dwarawati karena mengalahkan seorang raja raksasa bernama Prabu Kunjana Kresna di negeri tersebut, dan nama Kresna itu dipakainya juga sebagai namanya sendiri, yakni Prabu Kresna.

Prabu Kresna sebagai pengasuh Pandawa atau disebut dalang, ialah seorang yang pandai menjalankan siasat politik negara, peperangan dan lain-lain. Prabu Kresna mempunyai senjata cakra, senjata yang hanya dikuasai oleh titisan Wisnu, dan mempunyai azimat kembang Wijayakusuma, untuk menghidupkan orang mati, yang belum sampai pada takdirnya. Dalam perang Baratayudha Sri Kresna yang memegang daya upaya kemenangan Pandawa. Usia Prabu Kresna lanjut, hingga sehabis perang Baratayudha.

Sri Kresna berpermaisuri 4 puteri: 1) Dewi Jembawati, anak seorang pendeta kera Kapi Jembawan dipertapaan Gadamedana, berputera Raden Samba; 2) Dewi Rukmini, puteri Prabu Rukma, seorang raja di Lesanpura, berputra Dewi Siti Sundari; 3) Dewi Setyaboma, putri Prabu Setyajid, seorang raja di Lesanpura, dan berputra Raden Setyaka, dan 4) Dewi Pretiwi, putri Hyang Antaboga, berputra Prabu Bomanarakasura.

Prabu Kresna mampu bertiwikrama yaitu berganti rupa menjadi raksasa. Pada lakon Kresna gugah, yaitu Kresna sedang tidur dalam rupa raksasa (tiwikrama). Dalam cerita ini diriwayatkan bahwa siapa yang mampu membangunkan Sri Kresna akan memenangkan perang Baratayudha. Maka kedua belah pihak (Pandawa dan Kurawa) berusaha membangunkannya. Namun tindakan Kurawa sia-sia belaka. Hanya Arjuna yang dapat membangunkan Sri Kresna.

BENTUK WAYANG


Wayang Prabu Kresna bermuka hitam, sedangkan seluruh badan berpraba. Wayang ini untuk dimainkan pada waktu sore. Tetapi pada waktu hampir pagi berganti wayang yang bercat hitam seluruh badan.

Prabu Kresna berwanda: 1) Gendreh, karangan Sri Sultan Agung di Mataram, 2) Rondon, 3) Mawur.


source : http://wayangku.wordpress.com/2008/11/18/prabu-kresna/

DEWI RARA IRENG

0 komentar
Rara Ireng adalah puteri Prabu Basudewa, seorang puteri titisan Dewi Sri, dewa perempuan imbangan Hyang Wisnu. Sesudah dewasa Rara Ireng bernama Dewi Wara Sumbadra, yang terhitung bangsa bidadari, hingga ada kata perhitungan bahasa Jawa: Seketi (sepuluh laksa) kurang sawiji (kurang satu), yang merupakan perhitungan jumlah bidadari di Kahyangan, satu kekurangan itu menjadi lengkap dengan adanya Sumbadra, jadi benarlah Sumbadrasebangsa bidadari. Ia bersuamikan Raden Arjuna, dan berputera seorang laki-laki bernama Raden Angkawijaya. Inilah keturunan Pandawa yang tak berkeputusan memancarkan laki-laki.


Menurut riwayat, Rara Ireng seorang yang aneh. Waktu ia masih kanak-kanak rupanya jelek, berkulit hitam dan berambut jarang kemerah-merahan, karena itulah ia bernama Rara Ireng yang berarti hitam. Tetapi segala kejelekannya itu berangsur-angsur berubah, sehingga Rara Ireng akhirnya menjelma menjadi seorang putri yang secantik-cantiknya. Dalam cerita, Rara Ireng dikatakan tidak begitu cantik, tetapi ketika ia berkumpul dengan putri-putri yang tersohor cantiknya, Rara Ireng lah yang terlihat paling cantik.


Rara Ireng seorang putri yang sangat sabar, kalau datang marahnya ia hanya menampakan senyuman yang manis. Setelah bersuami ia selalu rukun dan damai sehingga dimisalkan sebagai ikan mimi dan mintuna, yaitu dua ekor ikan laut (jantan dan betina) yang tak pernah berpisah. Tetapi pada suatu masa timbul juga marah yang sebenarnya karena kesalahan Arjuna. Perkataan Dewi Wara Sumbadra ketika itu meskipun halus terasa juga oleh Arjuna sebagai halilintar menyambar.





Semasa Prabu Basudewa masih hidup, Rara Ireng pernah dipangku oleh baginda di pangkuan sebelah kiri, dan Raden Pamade di pangkuan sebelah kanan. Prabu Basudewa bersabda: Rara Ireng yangan bersuami selain dengan Pamade, pun Pamade yangan beristri selain Rara Ireng. Sabda ini disaksikan oleh para dewa dengan teriring tanda-tanda yang gaib. Tersebut dalam cerita, mula-mula Raden Burisrawa melihat Rara Ireng pada waktu Raden Kakrasana (Prabu Baladewa) beristrikan dengan Dewi Erawati, Rara, Ireng dibawa kakandanya sebagai pengiring mempelai (Jawa: patah). Setelah Burisrawa melihat Rara Ireng, ia tergila-gila (Jawa: kedanan), dan Burisrawa bersumpah tidak akan kawin selain dengan Rara Ireng.

Pada lakon Sumbadra larung, di tengah malam Dewi Wara Sumbadra akan mandi, di tengah jalan dihadang oleh Burisrawa, ia sangat gembira dan mendekati Wara Sumbadra, tetapi Wara Sumbadra tetap tak berubah sikapnya, tak mau didekati. Tingkah Wara Sumbadra ini amat menjengkelkan hati Burisrawa, lalu ia menarik keris hanya untuk menakut-nakuti saja, tetapi setelah Wara Sumbadra melihat tangan. Burisrawa memegang keris terhunus lalu diterkam keris itu, matilah Wara Sumbadra seketika itu juga. Dari pertimbangan Sri Kresna, mayat Wara Sumbadra supaya dilarung dalam perahu di bengawan Silugangga.

Tersebutlah Raden Antareja, putera Wrekudara, keluar dari bawah bumi akan menghadap ramandanya, menemui mayat Wara Sumbadra dan dapat menghidupkan kembali. Setelah Dewi Wara Sumbadra mengetahui sejarah Antareja, sangat bersukacita, lantaran anak kemenakan sendiri, dan Antareja lalu menjaga puteri itu. Tetapi setelah Gatotkaca yang menjaga dari jauh mengetahui seorang laki-laki berdekatan dengan Dewi Wara Sumbadra ia sangat murka, dikirakan bahwa Antareja bukan kerabatnya, jadi peranglah kedua kesatria itu. Kemudian diterangkanlah oleh Wara Sumbadra, bahwa kedua kesatria itu bersaudara. Rukunlah kedua kesatria itu dan mengiring Dewi Sumbadra kembali pulang ke negeri Madukara, negeri Arjuna.

Wednesday, November 14, 2012

jaga Kesehatan Bibir dan Gigi bagi Perokok

0 komentar
MEROKOK bukan hanya menimbulkan efek yang buruk terhadap kesehatan Anda. Dalam segi penampilan, merokok juga bisa mendatangkan pengurangan nilai. Salah satunya adalah dalam penampilan gigi yang berubah warna, dan bibir yang akan terlihat lebih kusam. 

Untuk menghindari masalah tersebut, satu-satunya cara adalah berhenti merokok secepatnya. Namun, jika hal tersebut sulit untuk dilakukan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk perawatan. Seperti yangd ikutip dari Healthmeup, berikut adalah tips menjaga penampilan gigi dan bibir bagi si perokok. 

1. Jika berhenti masih terasa sulit, kurangi jumlah rokok Anda dalam sehari. Meskipun langkah tersebut masih terbilang sederhana, namun bisa memberikan kontribusi terhadap kesehatan tubuh, maupun gigi dan mulut. 

2. Merokok bukan hanya menimbulkan masalah gigi yang menguning. Namun juga memberikan dampak aroma mulut yang tidak enak. Untuk itu, wajib bagi si perokok dalam menjaga kesehatan mulutnya. Lakukan sikat gigi yang teratur minimal dua kali dalam sehari. Sertakan berkumur dengan obat kumur. Pastikan Anda melakukan pengecekan setiap 6 bulan sekali di dokter gigi. 

3. Untuk meningkatkan suplai darah dan nutrisi ke gusi, beri pijatan lembut dengan jari telunjuk setelah menyikat gigi. 

4. Hindari makanan yang memiliki tekstur lengket, seperti kismis, karamel, dan juga kue manis lainnya. 

5. Merokok mampu mengurangi tingkat vitamin c secara drastis. Untuk itu, pastikan Anda mengonsumsi jenis makanan yang mengandung banyak vitamin C seperti dalam jeruk, jambu, pepaya, dan lainnya. 

6. Setelah merokok, kumur dengan air putih. Hal ini berguna untuk menghilangkan asap yang masih tersisa di rongga mulut. 

7. Bagi Anda perempuan, Anda bisa mengoleskan lip balm secara teratur. 

8. Namun langkah tersebut juga bisa diganti dengan metode alami, seperti dengan menggunakan lemon. Oleskan perasan lemon pada bibir Anda di malam hari. 

9. Mengonsumsi sepotong keju mmenyediakan kalsium untuk mengganti mineral yang hilang oleh bakteri yang menghasilkan asam, dan membantu menyeimbangan bakteri di mulut Anda. 

10. Selain itu, Anda bisa mengunyah permen karet. Selain utnuk membersihkan gigi dari plak yang menempel, permen karet akan membantu dalam merangsang aliran air liur. Pilihlah jenis permen karet yang bebas gula. 

11. Untuk mendapatkan bibir kembali merah muda, aplikasikan daun kemangi di bibir Anda. Caranya, gosokkan secara lembut daun kemangi segar yang te;ah dicuci bersih pada bibir Anda selama 5 menit. (Healthmeup/*/OL-06) 

source : http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2012/11/12/5794/4/Tips-Jaga-Kesehatan-Bibir-dan-Gigi-bagi-Perokok

Wednesday, November 7, 2012

KIAT MENULIS PUISI

1 komentar


Menghidupkan Panggilan Jiwa dalam Menulis Puisi

Menulis puisi pada dasarnya adalah panggilan jiwa. Panggilan jiwa ini ada yang sudah merupakan gift dan ada dalam diri penyair sejak awal serta bersifat alamiah. Tetapi, panggilan jiwa ini pun bisa dihidupkan, dengan;
intens membaca karya-karya sastra
berada dalam lingkungan dan jaringan penulis (puisi)
menghadiri berbagai peristiwa kesenian, dan lain-lain.
Membangkitkan Pengalaman Puitik

Menulis puisi harus lahir dari pengalaman puitik, yaitu suatu dorongan/desakan dari dalam jiwa penulis karena mengalami suatu pengalaman yang kental (intens). Puisi yang tidak lahir dari pengalaman ini, hanya akan berhenti sebagai versifikasi (keterampilan menulis puisi). Puisi seperti ini akan terasa kering, tanpa ruh, tanpa greget, tanpa gairah, tanpa api. Ungkapan-ungkapan yang muncul dalam puisi hendaknya lahir dari pengalaman puitik ini, bukan sekedar mengotak-atik unsur-unsur bahasa secara artifisial.

Setiap orang bisa mendapatkan dan mengalami pengalaman puitik. Caranya adalah selalu menyiapkan diri dan membuka jiwa kita, baik panca indera, perasaan, imajinasi, maupun pikiran untuk menangkap berbagai hal di sekitar, di dalam diri dan dalam kehidupan.
Menggali dan Mengolah Ide Penulisan Puisi

Segala sesuatu bisa jadi ide/bahan penulisan puisi; alam, benda-benda, cerita, mitos, legenda, nilai-nilai masyarakat, budaya, problem sosial, cinta, harapan, kekecewaan, dan masih banyak lagi. Segala sesuatu yang kita amati, hayati, dan alami dalam kehidupan adalah bahan penulisan puisi. Ide/bahan penulisan puisi itu adalah pengalaman penyair akibat persentuhannya dengan realitas (kenyataan). Pengalaman tersebut direnungkan dan diolah dengan kepribadian dan cara pandangnya sendiri, bukan dengan cara pandang umum. Puisi menjadi berharga apabila ada kekhasan dari cara pandang penyairnya.
Mengasah dan Mengolah Unsur-Unsur Pembangun Puisi

Dalam penciptaan puisi, pengalaman puitik dan ide penyair dituangkan/diungkapkan dengan alat-alat puitik/unsur-unsur pembangun puisi. Seperti: diksi, pencitraan, permajasan, penyiasatan struktur, bunyi, irama, dan topografi. Semua alat puitik ini diolah dan didayagunakan semaksimal mungkin agar pengalaman yang dituangkan itu dapat diterima pembaca dengan sejelas-jelasnya.
Puisi adalah Komunikasi

Dalam puisi, penyair ingin mengkomunikasikan pengalaman dan gagasannya kepada pembaca. Tentunya agar pengalaman dan gagasan itu dapat diterima dan dipahami pembaca, penyair harus mengkomunikasikannya dengan baik. Caranya adalah dengan menggunakan alat-alat puitiknya secara jernih.
Menjaga Logika Puisi

Keliru besar jika penciptaan puisi dianggap tak melibatkan akal/pikiran /rasio. Mencipta puisi adalah mengerahkan segala daya penyair lahir batin: pikiran, perasaan, imajinasi. Ketiganya harus berjalan seimbang. Menulis puisi pada aspek-aspek tertentu mungkin dilakukan atau memerlukan suasana trance, dan unsur bawah sadar. Tetapi, pada akhirnya rasio akan mengendalikannya. Lambang-lambang misalnya, muncul karena perasaan dan imajinasi. Tetapi bagaimana memilih dan menyusunnya dalam struktur yang tepat adalah tugas rasio. Di sinilah logika berjalan. Oleh karena unsur-unsur dalam puisi bersifat multi dimensi, yang digunakan tidak hanya logika linier, tapi juga logika puitik.

Membaca Puisi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut:

- Ketepatan ekspresi/mimik
Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka.

- Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.

- Kejelasan artikulasi
Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.

- Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.

- Irama puisi artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi rendahnya suara.

- Intonasi atau lagu suara
Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :

- Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.

- Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjud, dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya.

- Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.

Jenis- Jenis Puisi

A. Puisi Lama

Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.

Aturan- aturan itu antara lain :
Jumlah kata dalam 1 baris
Jumlah baris dalam 1 bait
Persajakan (rima)
Banyak suku kata tiap baris
Irama

Macam-Macam Puisi Lama
Mantra

Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.
Gurindam

Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India) 

Ciri-ciri gurindam:
Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst
Berasal dari Tamil (India)
Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.

Contoh :

Kurang pikir kurang siasat (a)

Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )

Bagai rumah tiada bertiang ( b )

Jika suami tiada berhati lurus ( c )

Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
Syair

Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.

Ciri – ciri syair :
Setiap bait terdiri dari 4 baris
Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
Bersajak a – a – a – a
Isi semua tidak ada sampiran
Berasal dari Arab

Contoh :

Pada zaman dahulu kala (a)

Tersebutlah sebuah cerita (a)

Sebuah negeri yang aman sentosa (a)

Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

Negeri bernama Pasir Luhur (a)

Tanahnya luas lagi subur (a)

Rakyat teratur hidupnya makmur (a)

Rukun raharja tiada terukur (a)
4. Pantun Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.
Ciri – ciri pantun :
Setiap bait terdiri 4 baris
Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
Baris 3 dan 4 merupakan isi
Bersajak a – b – a – b
Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
Berasal dari Melayu (Indonesia)

Contoh :

Ada pepaya ada mentimun (a)

Ada mangga ada salak (b)

Daripada duduk melamun (a)

Mari kita membaca sajak (b)
Macam-Macam Pantun
Dilihat Dari Bentuknya

v Pantun Biasa Pantun biasa sering juga disebut pantun saja. Contoh :

Kalau ada jarum patah Jangan dimasukkan ke dalam peti Kalau ada kataku yang salah Jangan dimasukan ke dalam hati

v Seloka (Pantun Berkait)

Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.

Ciri-ciri seloka:

- Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.

- Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga

- Dan seterusnya

Contoh : Lurus jalan ke Payakumbuh, Kayu jati bertimbal jalan Di mana hati tak kan rusuh, Ibu mati bapak berjalan

Kayu jati bertimbal jalan, Turun angin patahlah dahan Ibu mati bapak berjalan, Ke mana untung diserahkan

v Talibun

Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya. 

Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi. 

Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.

Jadi :

Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.

Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d

Contoh :

Di kala katak tersepak pelita

Menarilah kuda di batu akik

Dikejar teledu terkena pahat

Jika hendak anak sempurna

Carilah di guru cerdik

Mengajar ilmu dunia akhirat

Pulau Todak lingkup merata

Sandarlah jati beri peniti

Karamkan benua alunan lubuk

Kalau hendak hidup sempurna

Hindarilah diri dari judi

Haramkan semua minuman mabuk

v Pantun Kilat ( Karmina )

Ciri-cirinya :
Setiap bait terdiri dari 2 baris
Baris pertama merupakan sampiran
Baris kedua merupakan isi
Bersajak a – a
Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata

Contoh

Dahulu parang, sekarang besi (a)

Dahulu sayang sekarang benci (a)
Dilihat Dari Isinya

v Pantun Anak-Anak Contoh :

Elok rupanya si kumbang jati Dibawa itik pulang petang Tidak terkata besar hati Melihat ibu sudah datang

v Pantun Orang Muda Contoh :

Tanam melati di rama-rama Ubur-ubur sampingan dua Sehidup semati kita bersama Satu kubur kelak berdua

v Pantun Orang Tua Contoh :

Asam kandis asam gelugur Kedua asam riang-riang Menangis mayat di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang

v Pantun Jenaka Contoh :

Elok rupanya pohon belimbing Tumbuh dekat pohon mangga Elok rupanya berbini sumbing Biar marah tertawa juga

v Pantun Teka-Teki Contoh :

Kalau puan, puan cemara Ambil gelas di dalam peti Kalau tuan bijak laksana Binatang apa tanduk di kaki

B. Puisi Baru

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Ciri-ciri Puisi Baru
Bentuknya rapi, simetris;
Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;
Sebagian besar puisi empat seuntai;
Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.

Jenis-jenis Puisi Baru

Berdasarkan isinya:
Balada adalah puisi berisi kisah/cerita

Ciri-ciri balada

Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.

Contoh:

menghisap sebatang lisong

melihat Indonesia Raya

mendengar 130 juta rakyat

dan di langit

dua tiga cukung mengangkang

berak di atas kepala mereka

matahari terbit

fajar tiba

dan aku melihat delapan juta kanak – kanak

tanpa pendidikan



aku bertanya

tetapi pertanyaan – pertanyaanku

membentur meja kekuasaan yang macet

dan papantulis - papantulis para pendidik

yang terlepas dari persoalan kehidupan

delapan juta kanak – kanak

menghadapi satu jalan panjang

tanpa pilihan

tanpa pepohonan

tanpa dangau persinggahan

tanpa ada bayangan ujungnya.

………………..
Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan

Contoh:

Bahkan batu-batu yang keras dan bisu

Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri

Menggeliat derita pada lekuk dan liku

bawah sayatan khianat dan dusta.

Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu

menitikkan darah dari tangan dan kaki

dari mahkota duri dan membulan paku

Yang dikarati oleh dosa manusia.

Tanpa luka-luka yang lebar terbuka

dunia kehilangan sumber kasih

Besarlah mereka yang dalam nestapa

mengenal-Mu tersalib di datam hati.

(Saini S.K)
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa

Contoh:

Generasi Sekarang Di atas puncak gunung fantasi Berdiri aku, dan dari sana Mandang ke bawah, ke tempat berjuang Generasi sekarang di panjang masa

Menciptakan kemegahan baru Pantoen keindahan Indonesia Yang jadi kenang-kenangan Pada zaman dalam dunia (Asmara Hadi)
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup

Contoh:

Hari ini tak ada tempat berdiri

Sikap lamban berarti mati

Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan

Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.

(Iqbal)
Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih

Contoh:

Hati ini tak mampu berbohong,

Ingin hati bersamamu,

Hati ini terus bertahan,

Karena diriku mengharap semua belas kasih,

hingga kau sadari.


Tak akan pernah menyerah,

Walau terus tersakiti.

Tak akan pernah berhenti,

Meski kau tak pahami.



Bisakah Kau Sadari ?

Semua rasa ini hanya untukmu.

Bisakah Kau Sadari ?

Kesetiaan yang akan kuberikan tulus

untuk dirimu.
Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan

Contoh:

Senja di Pelabuhan Kecil

Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

(Chairil Anwar)
Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik

Contoh:

Aku bertanya

tetapi pertanyaan-pertanyaanku

membentur jidad penyair-penyair salon,

yang bersajak tentang anggur dan rembulan,

sementara ketidakadilan terjadi

di sampingnya,

dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,

termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.

(Rendra)

Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain:
Distikon- adalah sanjak 2 seuntai, biasanya bersajak sama.

Contoh:

Berkali kita gagal

Ulangi lagi dan cari akal

Berkali-kali kita jatuh

Kembali berdiri jangan mengeluh

(Or. Mandank)
Terzina- sajak 3 seuntai

Contoh :

Dalam ribaan bahagia datang

Tersenyum bagai kencana

Mengharum bagai cendana



Dalam bah’gia cinta tiba melayang

Bersinar bagai matahari

Mewarna bagaikan sari

Dari ; Madah Kelana

Karya : Sanusi Pane
Quatrain- sajak 4 seuntai

Contoh :

Mendatang-datang jua

Kenangan masa lampau

Menghilang muncul jua

Yang dulu sinau silau



Membayang rupa jua

Adi kanda lama lalu

Membuat hati jua

Layu lipu rindu-sendu

(A.M. Daeng Myala)
Quint- sajak 5 seuntai

Contoh :

Hanya Kepada Tuan

Satu-satu perasaan

Hanya dapat saya katakan

Kepada tuan

Yang pernah merasakan

Satu-satu kegelisahan

Yang saya serahkan

Hanya dapat saya kisahkan

Kepada tuan

Yang pernah diresah gelisahkan

Satu-satu kenyataan

Yang bisa dirasakan

Hanya dapat saya nyatakan

Kepada tuan

Yang enggan menerima kenyataan

(Or. Mandank)
Sektet- sajak 6 seuntai

Contoh :

Merindu Bagia

Jika hari’lah tengah malam

Angin berhenti dari bernafas

Sukma jiwaku rasa tenggelam

Dalam laut tidak terwatas

Menangis hati diiris sedih

(Ipih
Septime- sajak 7 seuntai

Contoh :

Indonesia Tumpah Darahku

Duduk di pantai tanah yang permai

Tempat gelombang pecah berderai

Berbuih putih di pasir terderai

Tampaklah pulau di lautan hijau

Gunung gemunung bagus rupanya

Ditimpah air mulia tampaknya

Tumpah darahku Indonesia namanya

(Muhammad Yamin)
Oktaf/Stanza- sajak 8 seuntai

Contoh :

Awan datang melayang perlahan

Serasa bermimpi, serasa berangan

Bertambah lama, lupa di diri

Bertambah halus akhirnya seri

Dan bentuk menjadi hilang

Dalam langit biru gemilang

Demikian jiwaku lenyap sekarang

Dalam kehidupan teguh tenang

(Sanusi Pane)
Soneta- bentuk kesusasteraan Italia yang lahir sejak kira-kira pertengahan abad ke-13 di kota Florance.

Contoh :

Gembala

Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )

Melihat anak berelagu dendang ( b )

Seorang saja di tengah padang ( b )

Tiada berbaju buka kepala ( a )

Beginilah nasib anak gembala ( a )

Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )

Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )

Pulang ke rumah di senja kala ( a )

Jauh sedikit sesayup sampai ( a )

Terdengar olehku bunyi serunai ( a )

Melagukan alam nan molek permai ( a )

Wahai gembala di segara hijau ( c )

Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )

Maulah aku menurutkan dikau ( c )

(Muhammad Yamin)



Catatan : Artikel ini ditulis oleh Vanera El - Arj (pembimbing ekstrakurikuler jurnalistik SMPN 1 Wonosobo) dari berbagai sumber yang diposting di FB, grup ekskul jurnalistik smp.


artikel ini saya copy dari blognya ibu teman saya yaitu gilang permana  adapun link ya ada di bawah ini
http://ekohastuti-ayomenulis.blogspot.com/2012/10/kiat-menulis-puisi.html
Credits